3.12.2012

Pengaruh harga minyak dunia naik


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengaruh harga minyak mentah dunia yang naik menembus 105 dollar AS per barrel pasti ada kepada angka inflasi khususnya komponen imported inflation. Tetapi Badan Pusat Statistik belum bisa memperkirakan berapa besaran angkanya. "Karena kita konsumsi (bahan bakar) juga diimpor ya cukup ada dampaknya," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik, Djamal kepada Kompas.com, di DPR, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Menurut Djamal, seiring dengan harga minyak dunia yang naik, minyak mentah Indonesia pun naik harganya. Dengan kenaikan harga minyak tersebut, otomatis pendapatan negara dari ekspor minyak nasional meningkat. Apalagi, menurut dia, minyak Indonesia tergolong bagus kualitasnya. "Artinya bahwa minyak dunia naik terus kita jadi kelabakan, nggak juga. Kita juga dapat pendapatan dari ekspor dari menjual minyak kita juga kan," tambah Djamal.
Namun, memang selisih antara produksi dan konsumsi minyak mentah Indonesia masih negatif. Produksi minyak masih sekitar 900.000 barrel, sedangkan konsumsi sekian juta barrel. "Oleh karena itu (kita) memang tetap impor dan imported inflation tetap saja ada," ujarnya Djamal.
Berapa besar imported inflation, ia belum bisa memberikan detilnya. "Kita simulasikan dulu, berapa (minyak yang) diekspor, berapa diimpor, berapa konsumsi dalam negeri baru dikalikan, nanti ketemuimported inflation," pungkasnya.
Perlu diketahui, harga minyak mentah pada perdagangan Senin pagi ini menembus level 105 dollar AS dalam sembilan bulan terakhir seiring dengan pernyataan Iran menghentikan ekspor emas hitam ke Inggris dan Perancis. Harga minyak mentah pengiriman Maret melonjak 1,97 dollar AS menjadi 105,21 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Posisi ini merupakan level perdagangan harian tertinggi sejak 5 Mei 2011.

Refrensi KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar