3.29.2012

Jangan Jajan Sembarangan !!!

"Jangan Jajan Sembarangan... !!!"
Seperti itulah ucapan ibu saya kepada saya sebelum saya berangkat kesekolah (di saat saya masih sekolah di bangku Sekolah Dasar). Dan kalimat itupun saya ucapkan kepada adik-adik saya ketika mereka ingin berangkat kesekolah.

Ternyata ucapan ibu saya itu benar. Di Kota Solo Sekira 80 persen penjual makanan di arena Sekaten Solo, Jawa Tengah, terbukti menggunakan zat pewarna dan pengawet berbahaya jenis Rhodamin B.

 
“Jenis makanan yang menggunakan zat pewarna umumnya adalah jajanan anak-anak, di antaranya seperti berondong, karak merah, arum manis, dan sebagainya,” jelas Kepala Bidang Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Setyawati di Sekaten Solo, Jawa Tengah, Minggu (5/2).
 
Dia mengaku saat meninjau sekaten dirinya mencurigai 21 penjual makanan yang makanannya diduga memakai zat pewarna. Kecurigaan itu kemudian dilanjutkan dengan mengajak sejumlah petugas DKK Solo untuk mengecek kandungan yang ada pada makanan tersebut.
 
“Ternyata setelah ditest, terbukti sebagian besar penjual itu menggunakan Rhodamin pada makanan yang dijualnya. Kejadian itu, sering terjadi pada setiap pelaksanaan pesta Sekaten di Solo. Dan bolak-balik barang yang terbukti menggunakan bahan berbahaya tentu kami sita,” jelas Setyawati.
 
Rhodamin B, menurut Kepala Bidang Upaya Kesehatan DKK Solo, memang jenis pewarna yang sering ditemui dan digunakan para pedagang makanan, terutama makanan anak-anak. Zat seperti Rhodamin B jika dikonsumsi sangat berbahaya, dan berakibat buruk bagi kesehatan.
 
“Padahal Rhodamin B sebenarnya adalah pewarna tekstil. Namun akhir-akhir ini sering dipakai sebagai pewarna makanan,” kata Setyawati.
 
Dikatakan, sebenarnya DKK Solo selalu melakukan koordinasi dengan pihak panitia Sekaten Solo pada setiap menjelang dan pelaksanaan Sekaten dalam rangka pencegahan penggunaan zat pewarna dan pengawet pada makanan yang dijual.


Sumber : okezone.com

1 komentar:

  1. Jangan-jangan alasan prinsip ekonomi untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya menjadi tuan bagi penjaja jajanan.
    Atau jangan-jangan perasaan bangga orang tua-lah yang telah memberi uang jajan siswa.
    Atau jangan-jangan pula pihak sekolah yang tidak memberi sarana untuk jajan sehat.
    Dalam hal ini siswa menjadi korban atau pelaku, sulit untuk menentukan.
    Mudah-mudahan Jangan jajan sembarangan bukan sekedar Slogan.

    BalasHapus